Seseorang punya caranya sendiri untuk
mengungkapkan kesedihannya, aku pun punya cara sendiri untuk mengungkapkan
kesedihanku. Aku bukan perempuan lembek ala ala melodrama yang menangis saat
patah hati atau putus, tetapi aku juga tidak seperti perempuan pemberani seperti di novel novel biasanya.
Entah, setelah 17 tahun hidup aku belum benar benar memahami diriku sendiri,
aku tidak mengerti makanan apa yang benar benar aku suka, aku tidak mengerti
genre apa yang benar benar aku suka, aku tidak mengerti suasana seperti apa
yang benar benar membuatku bahagia, aku tidak benar benar menegerti mengaka aku
bersedih,bahkan aku masih tidak mengerti apa alasanku terlahir di dunia ini.
Aku selalu berfikir semuanya akan baik baik saja meskipun pada akhirnya akan
ada sesuatu yang membuatku terluka, aku selalu berfikir bersedih akan membuang
buang waktuku tetapi aku tidak pernah bisa menyingkirkan kesedihanku dengan
mudah. Dan hal hal yang benar benar lucu adalah aku tidak pernah merasa bahagia
sekalipun aku sedang bahagia.
· · ·
“Lo tau
apa yang orang lain pikir saat liat kita pertama kali ?” Dia mengajukan
pertanyaan yang langsung aku jawab dengan mengangkat pundak.
Kami
sedang asik menikmati segelas strawberry smoothie dengan extra ice cream di
kedai kopi dekat sekolah, tidak usah heran mengapa kedai kopi menjual smoothie
karena kedai kopi ini sangat istimewa. Bahkan di kedai kopi ini terdapat
bebarapa ruangan dan di setiap ruangan dibedakan dengan lagu bergenre apa yang
di putar, ada ruangan yang kusus memutar lagu lagu ballad, ada ruangan yang
memuatar lagu lagu rap hiphop, ada ruangan yang memutar lagu lagu R&B/soul,
ada ruangan yang memutar lagu lagu POP, ada ruangan yang memutar lagu rock
(genre yang paling aku benci). Ruangan yang paling sering aku kunjungi adalah ballad, tetapi ruangan yang sering
kami kunjunngi bersama adalah hiphop.
“Coba
tebak.” Dia bertanya dengan antusias, “sahabat, temen, baru kenal, or pacar.”
“Temen
?” Aku menjawab asal.
“Salah,
nggak akana ada orang yang mikir kita temenan. Emang lo pernah pas ketemu cowok
sama cewek berduan dan kamu mikir mereka cuma temenan ? pasti kamu langsung
mikir kalau mereka berdua pacaran. Iya kan ?”
Aku
berfikir, menganggap jika perkataannya benar.
“Iya
sih, btw sebenernya gue nggak pernah peduli kalau ketemu cewek sama cowok
berduaan.” Aku tertawa kemudian meminum kembali smoothieku.
“Iya gue
tau lo kan emang gitu.” Dia menjawab dengan enteng.
“Gitu
apa ?”
“Ya
gitu.” Dia kembali menjawab dengan enteng.
“Awas
lo.” Aku menatapnya kesal.
“Yakan
gitu lagi.” Kali ini dia menjawab dengan wajah mengejek.
Aku
tidak menghiraukannya, dan kembali meminum smoothieku.
“Gue
Cuma bercanda kok, jangan gampang marah entar lo nggak punya temen lagi.” Dia
mengacak acak rambutku.
“Biarin,
ih lo tau nggak gue setengah jam tau ngerapihin ini.” Aku membenarkan rambutku.
“Lo
harus tau sebenernya punya banyak temen itu enak loh.” Tiba tiba dia membuat
suasana menjadi serius dengan nada bicarannya.
Aku
hanya terdiam
“Lo
kenapa sih kok nggak nyoba punya banyak temen ?”
Karena
aku tidak tau harus menjawab jadi aku hanya terdiam.
“Lo
nggak bakal bisa ngelakuin segala sesuatau senderian, dan lo nggak bakal ngerti
apa yang terjadi besok, gimana kalau nggak ada yang bantuin lo pas lo jatus
sendirian di jalan ?”
Aku
meneguk smoothieku yang kini hanya tinggal setengah.
“Gue
nggak akan bisa selamanya buat lo.”
Aku
merasa kalimat kalimatnya semakin memojokkanku. Aku bangkit dari tempat dudukku
kemudia menggambil tasku.
“Lo
kenapa sih tes ?” Dia meraih tanganku.
“Lo
yang kenapa ?!” Aku menarik tanganku kemudian berjalan meninggalkan ruangan
ini.
Bahkan
aku tidak berharap dia mengejarku.
· · ·
Hari
ini sudah hari ke 11 semenjak hari itu.
Aku masih ingat beberapa hari
sebelum kami bertengkar, hari itu adalah hari ulang tahunku yang ke 17. Malam
itu aku sedang tegang menonton sebuah film fantasy tiba tiba aku mendengar
sebuah barang pecah dari pintu kamarku, aku benar benar ketakutan tetapi aku
tau pasti guci yang terletak di samping pintu kamarku yang pecah. Aku berjalan
mendekati pntu kamarku, kemudian aku mendengar sebuah lagu when I see you smile
yang dibawakan oleh bad rock yang tidak lain adalah ringtone dari
handphonennya. Aku membuka pintu kamark
Dia jadi orang yang terkejut padah
seharusnya aku yang terkujut, dia gelagapan menyanyikan lagu ulang tahun
untukku sambil membawa sebuah cake dengan angka 17 yang menyala bertengger di
atasnya.
“Happy birthday to you happy
birthday to you happy birthday my bestfriend happy birthday to you.”
Aku tidak bisa menahan senyumku meskipun
kejutannya sedikit gagal, aku meniup lilin berbentk 17 itu. Dia menaruh cake
itu di atas meja belajarku kemudian memelukku, bahkan aku bisa mendengar jantungnya
masih berdetak cepat. Karena tinggiku yang sangat berjarak dengannya jadi
ketika dia memelukku, kepalaku akan berada di dadanya. Aku tidak tidak hentinya
tersenyum dalam pelukannya. Dia semakin memelukku erat sambil mengucapkan
beberapa harapan untukku
“Happy birthday Tesya, meskipun
surprisenya agak failed tapi lo seneng kan. Oh iya gue nggak sengaja nyenggol
vas bunga di depan kamar lo maaf ya. Semoga lo selalu bahagia ya, gue punya
sesuatu buat lo.” Dia melepaskan pelukannya, menatapku sebentar kemudian
menarik tanganku ke arah balkon kamarku.
Dia membuka pintu balkon kamarku,
aku hampir menangis melihatnya. Ada 17 buket mawar dengan warna yang berbeda di
setiap buketnya. Aku menatapnya kemudian memeluknya dia membalas pelukanku
kemudian membisikan sesuatu kepadaku.
“Lo tau nggak kado apa yang paling
berharga ?” dia melanjutkan kalimatnya. “Kenangan, karena selama apa pun waktu
berjalan hal itu akan terus tetep ada. Karena hari ini special buat lo, gue
nggak pingin hari ini berlalu dengan mudah seenggaknya gue udah ngasih hari ini
sedikit kenangan.”
“Makasih ya Rev.”
Dia mengangguk
“Ih lo nangis ya.” Dia menggodaku
untuk mencairkan suasana yang sedikit canggung. “Jangan nangis dong harusnya lo
ketawa tau.”
Bahkan
aku tidak bisa berkata kata karena aku sangat bahagia.
Aku
masih terus tersenyum, bahkan saat dia sudah pulang dari rumahku setelah
memakan kue ulang tahun dan membersihkan beberapa kekacauan yang dia buat.
Pasti nanti mama akan memarahinya karena Gucci kedayangan mama pecahAku mengambil
kartu ucapa yang terselip dari buket mawar yang paling besar.
|
· · ·
Bahkan
setelah 20 hari pertengkaran kami, aku masih tidak mengerti aku salah pada
bagian mana. Bukankah sebenarnya itu adalah kesalahannya ? bahkan semenjak hari
itu aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Kami berada di kelas yang berbeda
di sekolah jadi kami hanya bertemu saat jam kosong, istirahat, dan pulang
sekolah. Sepertinya dia menghindariku.
Aku
sedang duduk menunggu hujan reda di depan kelasku, andai aku bersamannya pasti
menunggu tidak akan terlalu membosankan seperti ini. Aku selalu lupa membawa
payung, dan aku selalu menganggap enteng bahwa tidak akan turun hujan. Kejadian
seperti ini selalu terulang tetapi aku tidak pernah bosan terus mengalaminya.
Aku selalu sendirian kemana pun aku
pergi. Pernah suatu hari saat aku sedang berjalan sendirian saat akan ke mini
market, aku tersandung sesuatu dan aku tidak bisa berdiri karena kakiku
terkilir. Kemudian tiba tiba dia muncul dari sebuah persimpangan, karena kaget
melihatku tersungkur di pinggir jalan, dia langsung berlari ke arahku kemudian
mengendongku pulang. Aku sangat ingat waktu itu dia marah kepadaku karena aku menghilangkan
kaset kesukaannya, bahkan dia masih mau mengendongku pulang saat dia masih
marah. Kemudian saat ini aku sadar dia
satu satunya yang kupunya dalam hidupku.
Hujan sudah reda, aku melanjutkan
perjalan pulangku. Aku berjalan melewati beberapa took yang terletak antara
rumahku dan sekolah. Aku melewati toko buku, took kaser, toko pakaian dan alat
alat olah raga, toko roti dengan bau khasnya, membuat perutku lapar. Kemudian
aku melewati kedai kopi favoritku, dia benar kenangan tidak akan pernah hilang
sekuat apapun aku mencoba menghapusnya. Aku ingin memasukinya tetapi aku takut
bertemu dengannya, aku terdiam lama mematung di depan kedai kopi itu. Dan
memutuskan untuk memasukinnya, aku memilih sebuah ruangan yang tidak akan
pernah ia masuki, sebuah genre lagu yang paling dia benci, classic.menurutnya
lagu classic terlalu lembek untuk di dengarkan. Aku memasuki ruangan itu dengan
hati hati.
Dia sedang tertawa berbicara dengan
seseorang melalui handphonennya, dan terdapat 6 tangkai bunga mawar di
depannya. Aku menghentikan langkahku, bahkan dia tidak terlihat sedih sedikit
pun. Aku terus menatapnya dari pintu ruangan itu. Seseorang pelayan menabrakku
tidak sengaja dari belakang, membuatku tersungkur ke pintu kaca hingga pecah.
Aku menyadari lenganku sedikit tergores pecahan kaca. Seisi ruangan menoleh ke
arahku dan pelayan itu, termasuk dia. Pelayan itu tiada henti hentinya meminta
maaf kepadaku, aku tersenyum kemudian mennggalkan ruangan itu.
Bahakn aku tidak berharap dia
mengejarku, aku sudah cukup tau bahwa aku satu satunya yang terluka dari
pertengkaran kami.
Aku tidak pernah mersa seterluka
ini. bahkan ketika nenek dan kakekku meninggal aku tidak merasa terluka seperti
ini. Aku berhenti di sebuah bangku kosong di pinggir jalan, darah masih terus
keluar dari lenganku. Bahkan beberapa orang menatapku kasian tanpa menolongku.
Aku menunduk kemudian menangis. Dan dia adalh satu satunya orang yang membuatku
menangis dan bahagia secara bersamaan. Aku terus menangis tidak peduli sudah
berapa orang yang lewat dan menatapku dengan tatapan aneh. Sudah hampir 30
menit aku duduk di sini, hingga pada akhirnya aku menyadari ada seseorang duduk
di sampingku dan membersihkan darah dilenganku. Aku tidak ingin tau siapa orang
itu, tetapi dari hembusan nafasnya pun aku sudah tau siapa orang itu
“Maafin gue tes.”
Aku hanya terdiam, bahkan tidak
menoleh ke arahnya.
“Lo harus tau satu hal, lo nggak
akan pernah merasa bahagia sebelum lo sendiri yang menyadari apa arti bahagia
dalam hidup lo. Dan kebahagian dalam hidup lo bukan orang lain yang nentuin
tapi lo sendiri. Sebelum segala sesuatu yang lo punya pergi, lo harus sadar
bahwa apa pun yang lo punya sekarang berharga.”
Dia menghentikan kalimatnya ketika
menyadari aku kembali menangis, bahkan aku tidak tau mengapa aku menangis.
“Gue bukan satu satunya hal yang lo
punya kok. suatu saat nanti lo pasti bakal ngerti saat lo ketemu orang yang
lebih baik dari gue. Mulai saat ini lo boleh kok ngelupain semua kenangan yang
kita buat. Dan gue harap lo nggak pernah nyesel jadi sahabat gue ya.” Dia
menepuk pungunggku pelan.
Beberapa menit kemudian aku
mendapati mobil mama suadah ada di depanku.
“Reval, makasih ya.” Mama tersenyum
kepadanya dari dalam mobil.
Aku berjalan memasuki mobil mama
tanpa menoleh lagi ke arahnya.
Aku
hanya terdiam sepanjang jalan, sepertinya mama sudah tau apa yang sedang
terjadi. Aku membuka jendela, berharap angina bisa sedikit menenangkanku.
“Segala
sesuatu yang kita sayang pada akhirnya pasti hilang, entah karena diambil Tuhan
atau diambil orang lain. Mulai sekarang belajarlah buat memaknai keberadaannya
dengan penuh syukur. Jangan terlalu digenggam erat nanti berkarat. Jangan
terlalu di beri bebas agar tidak lepas. Cukup dijaga dan dipeluk baik baik
sampai pada saatnya titipan itu pergi, entah itu karena diambil orang atau
diambil.tuhan.” Bahkan suara mama seperti terbawa angin tanpa sempat memasuki
telingaku.
Jika
suatu saat nanti aku bertemu lagi dengannya, aku berharap dia sudah lupa
kepadaku sehingga aku tidak perlu repot repot bersamannya lagi. Karena aku tau
pasti pada akhirnya akan berujung seperti sekarang.
Aku
menyesal mengenalnya.
0 komentar:
Posting Komentar