Selasa, 01 September 2015

Let's Not Fall in Love

Seseorang punya caranya sendiri untuk mengungkapkan kesedihannya, aku pun punya cara sendiri untuk mengungkapkan kesedihanku. Aku bukan perempuan lembek ala ala melodrama yang menangis saat patah hati atau putus, tetapi aku juga tidak seperti perempuan  pemberani seperti di novel novel biasanya. Entah, setelah 17 tahun hidup aku belum benar benar memahami diriku sendiri, aku tidak mengerti makanan apa yang benar benar aku suka, aku tidak mengerti genre apa yang benar benar aku suka, aku tidak mengerti suasana seperti apa yang benar benar membuatku bahagia, aku tidak benar benar menegerti mengaka aku bersedih,bahkan aku masih tidak mengerti apa alasanku terlahir di dunia ini. Aku selalu berfikir semuanya akan baik baik saja meskipun pada akhirnya akan ada sesuatu yang membuatku terluka, aku selalu berfikir bersedih akan membuang buang waktuku tetapi aku tidak pernah bisa menyingkirkan kesedihanku dengan mudah. Dan hal hal yang benar benar lucu adalah aku tidak pernah merasa bahagia sekalipun aku sedang bahagia.
· · ·
                “Lo tau apa yang orang lain pikir saat liat kita pertama kali ?” Dia mengajukan pertanyaan yang langsung aku jawab dengan mengangkat pundak.
                Kami sedang asik menikmati segelas strawberry smoothie dengan extra ice cream di kedai kopi dekat sekolah, tidak usah heran mengapa kedai kopi menjual smoothie karena kedai kopi ini sangat istimewa. Bahkan di kedai kopi ini terdapat bebarapa ruangan dan di setiap ruangan dibedakan dengan lagu bergenre apa yang di putar, ada ruangan yang kusus memutar lagu lagu ballad, ada ruangan yang memuatar lagu lagu rap hiphop, ada ruangan yang memutar lagu lagu R&B/soul, ada ruangan yang memutar lagu lagu POP, ada ruangan yang memutar lagu rock (genre yang paling aku benci). Ruangan yang paling sering aku kunjungi  adalah ballad, tetapi ruangan yang sering kami kunjunngi bersama adalah hiphop.
                “Coba tebak.” Dia bertanya dengan antusias,  “sahabat, temen, baru kenal, or pacar.”
                “Temen ?” Aku menjawab asal.
                “Salah, nggak akana ada orang yang mikir kita temenan. Emang lo pernah pas ketemu cowok sama cewek berduan dan kamu mikir mereka cuma temenan ? pasti kamu langsung mikir kalau mereka berdua pacaran. Iya kan ?”
                Aku berfikir, menganggap jika perkataannya benar.
                “Iya sih, btw sebenernya gue nggak pernah peduli kalau ketemu cewek sama cowok berduaan.” Aku tertawa kemudian meminum kembali smoothieku.
                “Iya gue tau lo kan emang gitu.” Dia menjawab dengan enteng.
                “Gitu apa ?”
                “Ya gitu.” Dia kembali menjawab dengan enteng.
                “Awas lo.” Aku menatapnya kesal.
                “Yakan gitu lagi.” Kali ini dia menjawab dengan wajah mengejek.
                Aku tidak menghiraukannya, dan kembali meminum smoothieku.
                “Gue Cuma bercanda kok, jangan gampang marah entar lo nggak punya temen lagi.” Dia mengacak acak rambutku.
                “Biarin, ih lo tau nggak gue setengah jam tau ngerapihin ini.” Aku membenarkan rambutku.
                “Lo harus tau sebenernya punya banyak temen itu enak loh.” Tiba tiba dia membuat suasana menjadi serius dengan nada bicarannya.
                Aku hanya terdiam
                “Lo kenapa sih kok nggak nyoba punya banyak temen ?”
                Karena aku tidak tau harus menjawab jadi aku hanya terdiam.
                “Lo nggak bakal bisa ngelakuin segala sesuatau senderian, dan lo nggak bakal ngerti apa yang terjadi besok, gimana kalau nggak ada yang bantuin lo pas lo jatus sendirian di jalan ?”
                Aku meneguk smoothieku yang kini hanya tinggal setengah.
                “Gue nggak akan bisa selamanya buat lo.”
                Aku merasa kalimat kalimatnya semakin memojokkanku. Aku bangkit dari tempat dudukku kemudia menggambil tasku.
                “Lo kenapa sih tes ?” Dia meraih tanganku.
                “Lo yang kenapa ?!” Aku menarik tanganku kemudian berjalan meninggalkan ruangan ini.
                Bahkan aku tidak berharap dia mengejarku.
· · ·
                Hari ini sudah hari ke 11 semenjak hari itu.
Aku masih ingat beberapa hari sebelum kami bertengkar, hari itu adalah hari ulang tahunku yang ke 17. Malam itu aku sedang tegang menonton sebuah film fantasy tiba tiba aku mendengar sebuah barang pecah dari pintu kamarku, aku benar benar ketakutan tetapi aku tau pasti guci yang terletak di samping pintu kamarku yang pecah. Aku berjalan mendekati pntu kamarku, kemudian aku mendengar sebuah lagu when I see you smile yang dibawakan oleh bad rock yang tidak lain adalah ringtone dari handphonennya. Aku membuka pintu kamark
Dia jadi orang yang terkejut padah seharusnya aku yang terkujut, dia gelagapan menyanyikan lagu ulang tahun untukku sambil membawa sebuah cake dengan angka 17 yang menyala bertengger di atasnya.
“Happy birthday to you happy birthday to you happy birthday my bestfriend happy birthday to you.”
 Aku tidak bisa menahan senyumku meskipun kejutannya sedikit gagal, aku meniup lilin berbentk 17 itu. Dia menaruh cake itu di atas meja belajarku kemudian memelukku, bahkan aku bisa mendengar jantungnya masih berdetak cepat. Karena tinggiku yang sangat berjarak dengannya jadi ketika dia memelukku, kepalaku akan berada di dadanya. Aku tidak tidak hentinya tersenyum dalam pelukannya. Dia semakin memelukku erat sambil mengucapkan beberapa harapan untukku
“Happy birthday Tesya, meskipun surprisenya agak failed tapi lo seneng kan. Oh iya gue nggak sengaja nyenggol vas bunga di depan kamar lo maaf ya. Semoga lo selalu bahagia ya, gue punya sesuatu buat lo.” Dia melepaskan pelukannya, menatapku sebentar kemudian menarik tanganku ke arah balkon kamarku.
Dia membuka pintu balkon kamarku, aku hampir menangis melihatnya. Ada 17 buket mawar dengan warna yang berbeda di setiap buketnya. Aku menatapnya kemudian memeluknya dia membalas pelukanku kemudian membisikan sesuatu kepadaku.         
“Lo tau nggak kado apa yang paling berharga ?” dia melanjutkan kalimatnya. “Kenangan, karena selama apa pun waktu berjalan hal itu akan terus tetep ada. Karena hari ini special buat lo, gue nggak pingin hari ini berlalu dengan mudah seenggaknya gue udah ngasih hari ini sedikit kenangan.”
“Makasih ya Rev.”
Dia mengangguk
“Ih lo nangis ya.” Dia menggodaku untuk mencairkan suasana yang sedikit canggung. “Jangan nangis dong harusnya lo ketawa tau.”
                Bahkan aku tidak bisa berkata kata karena aku sangat bahagia.
                Aku masih terus tersenyum, bahkan saat dia sudah pulang dari rumahku setelah memakan kue ulang tahun dan membersihkan beberapa kekacauan yang dia buat. Pasti nanti mama akan memarahinya karena Gucci kedayangan mama pecahAku mengambil kartu ucapa yang terselip dari buket mawar yang paling besar.

Beloved, today is the day when you’re bron. The day that I thank’s to God because you were born with those sweet smile, lovely face, and kindness heart. And I’m so happy today because you’re my bestfriend, and I will love you with all my heart. Maybe I’m not so perfect, because sometimes I make you sad, but all I can give is my trust and my love for you. I’m so blessed to have a friend like you. May your day be filled with laughter. I wish your days filled with warm sunshine , thousand happy smile. I hope this is the best day of your life. I love you
Once again happy birthday darl.


 
 











· · ·
                Bahkan setelah 20 hari pertengkaran kami, aku masih tidak mengerti aku salah pada bagian mana. Bukankah sebenarnya itu adalah kesalahannya ? bahkan semenjak hari itu aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Kami berada di kelas yang berbeda di sekolah jadi kami hanya bertemu saat jam kosong, istirahat, dan pulang sekolah. Sepertinya dia menghindariku.
                Aku sedang duduk menunggu hujan reda di depan kelasku, andai aku bersamannya pasti menunggu tidak akan terlalu membosankan seperti ini. Aku selalu lupa membawa payung, dan aku selalu menganggap enteng bahwa tidak akan turun hujan. Kejadian seperti ini selalu terulang tetapi aku tidak pernah bosan terus mengalaminya.
Aku selalu sendirian kemana pun aku pergi. Pernah suatu hari saat aku sedang berjalan sendirian saat akan ke mini market, aku tersandung sesuatu dan aku tidak bisa berdiri karena kakiku terkilir. Kemudian tiba tiba dia muncul dari sebuah persimpangan, karena kaget melihatku tersungkur di pinggir jalan, dia langsung berlari ke arahku kemudian mengendongku pulang. Aku sangat ingat waktu itu dia marah kepadaku karena aku menghilangkan kaset kesukaannya, bahkan dia masih mau mengendongku pulang saat dia masih marah.  Kemudian saat ini aku sadar dia satu satunya yang kupunya dalam hidupku.
Hujan sudah reda, aku melanjutkan perjalan pulangku. Aku berjalan melewati beberapa took yang terletak antara rumahku dan sekolah. Aku melewati toko buku, took kaser, toko pakaian dan alat alat olah raga, toko roti dengan bau khasnya, membuat perutku lapar. Kemudian aku melewati kedai kopi favoritku, dia benar kenangan tidak akan pernah hilang sekuat apapun aku mencoba menghapusnya. Aku ingin memasukinya tetapi aku takut bertemu dengannya, aku terdiam lama mematung di depan kedai kopi itu. Dan memutuskan untuk memasukinnya, aku memilih sebuah ruangan yang tidak akan pernah ia masuki, sebuah genre lagu yang paling dia benci, classic.menurutnya lagu classic terlalu lembek untuk di dengarkan. Aku memasuki ruangan itu dengan hati hati.
Dia sedang tertawa berbicara dengan seseorang melalui handphonennya, dan terdapat 6 tangkai bunga mawar di depannya. Aku menghentikan langkahku, bahkan dia tidak terlihat sedih sedikit pun. Aku terus menatapnya dari pintu ruangan itu. Seseorang pelayan menabrakku tidak sengaja dari belakang, membuatku tersungkur ke pintu kaca hingga pecah. Aku menyadari lenganku sedikit tergores pecahan kaca. Seisi ruangan menoleh ke arahku dan pelayan itu, termasuk dia. Pelayan itu tiada henti hentinya meminta maaf kepadaku, aku tersenyum kemudian mennggalkan ruangan itu.
Bahakn aku tidak berharap dia mengejarku, aku sudah cukup tau bahwa aku satu satunya yang terluka dari pertengkaran kami.
Aku tidak pernah mersa seterluka ini. bahkan ketika nenek dan kakekku meninggal aku tidak merasa terluka seperti ini. Aku berhenti di sebuah bangku kosong di pinggir jalan, darah masih terus keluar dari lenganku. Bahkan beberapa orang menatapku kasian tanpa menolongku. Aku menunduk kemudian menangis. Dan dia adalh satu satunya orang yang membuatku menangis dan bahagia secara bersamaan. Aku terus menangis tidak peduli sudah berapa orang yang lewat dan menatapku dengan tatapan aneh. Sudah hampir 30 menit aku duduk di sini, hingga pada akhirnya aku menyadari ada seseorang duduk di sampingku dan membersihkan darah dilenganku. Aku tidak ingin tau siapa orang itu, tetapi dari hembusan nafasnya pun aku sudah tau siapa orang itu
“Maafin gue tes.”
Aku hanya terdiam, bahkan tidak menoleh ke arahnya.
“Lo harus tau satu hal, lo nggak akan pernah merasa bahagia sebelum lo sendiri yang menyadari apa arti bahagia dalam hidup lo. Dan kebahagian dalam hidup lo bukan orang lain yang nentuin tapi lo sendiri. Sebelum segala sesuatu yang lo punya pergi, lo harus sadar bahwa apa pun yang lo punya sekarang berharga.”
Dia menghentikan kalimatnya ketika menyadari aku kembali menangis, bahkan aku tidak tau mengapa aku menangis.
“Gue bukan satu satunya hal yang lo punya kok. suatu saat nanti lo pasti bakal ngerti saat lo ketemu orang yang lebih baik dari gue. Mulai saat ini lo boleh kok ngelupain semua kenangan yang kita buat. Dan gue harap lo nggak pernah nyesel jadi sahabat gue ya.” Dia menepuk pungunggku pelan.
Beberapa menit kemudian aku mendapati mobil mama suadah ada di depanku.
“Reval, makasih ya.” Mama tersenyum kepadanya dari dalam mobil.
Aku berjalan memasuki mobil mama tanpa menoleh lagi ke arahnya.
                Aku hanya terdiam sepanjang jalan, sepertinya mama sudah tau apa yang sedang terjadi. Aku membuka jendela, berharap angina bisa sedikit menenangkanku.
                “Segala sesuatu yang kita sayang pada akhirnya pasti hilang, entah karena diambil Tuhan atau diambil orang lain. Mulai sekarang belajarlah buat memaknai keberadaannya dengan penuh syukur. Jangan terlalu digenggam erat nanti berkarat. Jangan terlalu di beri bebas agar tidak lepas. Cukup dijaga dan dipeluk baik baik sampai pada saatnya titipan itu pergi, entah itu karena diambil orang atau diambil.tuhan.” Bahkan suara mama seperti terbawa angin tanpa sempat memasuki telingaku.
                Jika suatu saat nanti aku bertemu lagi dengannya, aku berharap dia sudah lupa kepadaku sehingga aku tidak perlu repot repot bersamannya lagi. Karena aku tau pasti pada akhirnya akan berujung seperti sekarang.

                Aku menyesal mengenalnya.

Let's Not Fall in Love Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Pages

Popular Posts